Kamis, 20 Desember 2012

BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN

A.      PROFIL PERUSAHAAN
Berawal dari didirikannya PT. Ligo Kriyasa Mandiri pada tahun 1986, yang bergerak dibidang jasa printing dan pemotongan kantong plastik, dan seieiring berjalannya waktu  terbentuklah Ligo group yang kemudian berkembang menjadi perusahaan yang sukses dan menjadi tolak ukur kesuksesan perusahaan lain dalam kurun waktu 20 tahun ini.
Seiring dengan perkembangn, kini Ligo group memiliki 8 perusahan, yaitu :
1.    PT. Ligo Kriyasa Mandiri
2.    PT. Dolpin Putra Sejati
3.    PT. Unggul Karya Semesta
4.    PT. Cahaya Dinamikapersada
5.    PT. Interplast Surya Perkasa
6.    PT. Unggul Plastik
7.    PT. Indogranit Tunggal Perkasa
8.    PT. Aman Food Industri
Kesuksesan yang diraih tidak terlepas dari kerja keras serta kerja sama yang baik dari seluruh tim manajeman dan seluruh karyawan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Dengan meningkatnya harga bahan baku dan semakin ketatnya persaingan di bidang usaha sejenis, Ligo group selalu termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh pelanggan terutama dalam kualitas produk, dan kontribusi yang terbaik sejak dahulu, sekarang dan masa depan, dengan semboyan “We Deliver Best”.
Pada tahun 2000, Ligo Group Mendirikan PT. Unggul Karya Semesta yang merupakan produsen terpal terbesar di Indonesia yang menangani pasar lokal dan ekspor. PT. Unggul Karya Semesta selalu mengeksplorasi dan mengembangkan inovasi baru untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
Untuk mencapai kualitas yang prima setiap proses mulai dari bahan baku hingga barang jadi ditangani dengan penuh persiapan dan dikerjakan oleh karyawan yang berpengalaman dengan penuh keseriusan.
Produk yang diproduksi di PT. Unggul karya Semesta adalah :
1.    PE. Terpaulin
·      Lebar 2 m – 4 m.
·      Ketebalan 115 gsm – 350 gsm.
2.    PP. Woven Geotextile
·      Lebar 4 m.
·      Ketebalan 150 gsm – 300 gsm.
3.    PE. Pound liner
·      Lebar 4 m.
·      Ketebalan 190 gsm – 450 gsm.
4.    PP. Woven bag
·      Dipergunakan sebagai kemasan resin, pupuk, gula dll.
Distribusi hasil produksi :
1.    Domestik
·    Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Palembang, Denpasar dll.
2.    Asia Pasifik
·      Malaysia, Philipina, Korea, Australia, Thailand.


















B.       STRUKTUR ORGANISASI


C.    FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB
1.  Quality Control
·      Melakukan inspeksi raw material yang datang, produk dalam proses dan produk jadi.
·      Memastikan bahwa produk yang dikirim ke pelanggan sesuai spesifikasi produk yang ditetapkan (customer requirement).
·      Memastikan setiap kondisi yang berpotensi menyebabkan ketidaksesuaian mutu produk segera dilakukan tindakan perbaikan.
·      Memastikan setap proses produksi sesuai dengan standart operational procedure (SOP)

2.  Produksi
·      Meningkatkan produktifitas melalui  efisiensi sumber daya, menekan terjadinya material loss, modifikasi metode proses, mengadopsi teknologi baru dan pemakaian material sesuai spesifikasi.
·      Memberikan briefing bagi semua staff produksi tentang prosedur dan intruksi kerja proses produksi yang benar.
·      Memastikan setiap kondisi yang berpotensi menyebabkan ketidaksesuaian mutu dan keamanan  produk segera dilakukan tindakan perbaikan.
·      Melaksanakan proses produksi sesuai rencana produksi.
·      Mengevaluasi dan menganalisa hasil kerja guna pengambangan dan perbaikan serta untuk membuat rencana selanjutnya.

3.    PPIC
·      Membuat Working Direction (WD) berdasarkan memo penjualan.
·      Membuat Surat Perintah Kerja (SPK).
·      Memastikan bahwa produksi yang dijalankan oleh bagian Produksi sesuai dengan jadwal dan tepat waktu.
·      Memastikan bahwa minimum stock barang hasil produksi tercapai.

4.  Teknik
·      Membuat program perawatan secara sistematis.
·      Melakukan perawatan sesuai dengan program yang ditetapkan.
·      Menetapkan personil yang bertanggung jawab melakukan perawatan dan perbaikan.

5.    Warehouse
·      Menekan terjadinya penerimaan barang dari supplier yang tidak sesuai spesifikasi dan jumlah barang.
·      Melibatkan user dalam pemeriksaan barang yang datang.
·      Menekan terjadinya selisih jumlah bahan baku yang tersimpan di gudang dengan yang tercatat di dokumen.
·      Melakukan pemeriksaan jumlah setiap barang yang diterima dari supplier.
·      Mengupdate kartu stock setiap adanya barang yang masuk maupun keluar gudang.

6. HRD
·      Membuat program pelatihan tahunan secara sistematis
·      Menyelenggarakan pelatiahan sesuai program pelatihan tahunan yang ditetapkan.
·      Menetapkan trainer internal yang akan memberikan training.
·      Mencari lembaga trainer yang kompeten sesuai dengan tema pelatihan.
7.  Marketing
·      Membuat target penjualan tahunan.
·      Membuat strategi pemasaran dan promosi yang menarik.
·      Break down target untuk masing-masing personal sales.
·      Memberikan target pembelian untuk distributor.
·      Demo produk dan presentasi ke end user.

8.    Purchasing
·      Melakukan identifikasi supplier terpilih
·      Melakukan evaluasi supplier secara periodik
·      Memberikan punishment bagi supplier yang tidak memenuhi persyaratan.
·      Mengidentifikasi semua supplier terpilih dan melakukan evaluasi supplier secara periodik.


·      Membuat scoring supplier sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
·      Meminta bagian terkait untuk memberikan informasi secara detail atas permintaan pembelian material yang diajukan terkait spesifikasi barang, batas penyediaan barang, permintaan, rekomendasi supllier (jika supplier yang ada tidak bisa menyediakan barang).
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Teknik manufaktur plastik sebagai salah satu ilmu pengetahuan muncul dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam mengelola industri manufaktur dengan bahan baku plastik yang dapat diaplikasikan hampir kesegala jenis produk.
Teknik manufaktur plastik sebagai bagian dari disiplin ilmu banyak mempelajari tentang dasar dari ilmu plastik dan berbagai proses manufakturnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik dalam industri  manufaktur plastik sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Melalui On the Job Training (OJT) di perusahaan, mahasiswa diharapkan mampu menemukan permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari solusi yang tepat. Dengan terjun langsung dan menemukan realita permasalahan yang ada, mahasiswa dilatih agar dapat memecahkan permasalahan sesuai dengan yang telah didapatkan di bangku kuliah. On the Job Training (OJT)  juga akan bermanfaat terhadap penciptaan iklim yang saling mendukung. Peran perguruan tinggi sebagai penghasil Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki tingkat kredibilitas tertentu mampu berperan di dunia Industri dengan menjadikan perusahaan sebagai partner dalam penelitian maupun dalam memberikan masukan sehingga dengan adanya On the Job Training (OJT) akan tercipta kerjasama yang saling menguntungkan dan kemitraan yang saling mendukung antara perguruan tinggi dan dunia industri.
Perubahan teknologi dan percepatan informasi telah mempengaruhi aspek-aspek dalam proses produksi di perusahaan sehingga dengan adanya peranan perguruan tinggi sebagai badan research and development diharapkan mampu menjawab tantangan dalam perubahan tersebut dan performa jurusan teknik manufaktur plastik sebagai pencetak tenaga kerja profesional akan meningkat, disinilah link and match pola kemitraan yang perlu dibangun untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pada sektor industri  serta perguruan tinggi.





B.       TUJUAN ON THE JOB TRAINING
Selama pelaksanaan On the Job Training (OJT), mahasiswa diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, proses produksi serta bagian-bagian pendukung proses produksi yang dijalankan di perusahaan serta dapat memecahan suatu masalah di perusahaan tempat melaksanakan OJT.
Adapun tujuan On the Job Training adalah sebagai berikut:
1.    Meningkatkan kemampuan mahasiswa terhadap kondisi nyata perusahaan tentang bidang Manufaktur plastik yang meliputi: proses pembuatan produk, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Serta bidang manajemen yang meliputi: Sistem Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Manajemen Pengendalian Kualitas.
2.    Menambah wawasan tentang informasi serta melatih pola pikir mahasiswa untuk dapat menggali permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari penyelesaiannya.
3.    Memperluas wawasan umum mahasiswa tentang orientasi pengembangan teknologi dimasa yang akan datang sehingga diharapkan dapat menyadari realitas yang ada antara teori yang diberikan di bangku kuliah dengan tugas yang di hadapi di lapangan.
4.    Memberikan solusi terhadap masalah yang ada di tempat praktek OJT.

C.       MANFAAT ON THE JOB TRAINING
On the Job Training (OJT) memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa, bagi pihak perguruan tinggi juga  bagi perusahaan yang bersangkutan.
1.    Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata dunia kerja, dan dapat meningkatkan kemampuannya, serta siap untuk terjun didunia kerja.
2.    Bagi perguruan tinggi
Tercipta pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan On the Job Training (OJT) melalui berbagai persoalan yang muncul untuk kemudian dicari solusi bersama yang lebih baik.
3.    Bagi perusahaan
Adanya masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan mahasiswa selama melaksanakan On the Job Training (OJT).

D.      RUANG LINGKUP PELAKSANAAN ON  THE JOB TRAINING
Ruang lingkup pelaksanaan On the Job Training (OJT) di PT. Unggul Karya Semesta meliputi :
1.    Flow proses proses pembuatan terpal, woven bag, dan geotextile,
2.    Quality Control In Proses
3.    Pengenalan Departemen PPIC dan Departemen Teknik
4.    Serta “Analisis rendahnya output order Chandra Asri” yang dilakukan di mesin tenun circular tantang  pada mesin circular dan pengamatan yang dilakukan antara bulan Oktober hingga November 2012